Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Etika Agama dalam Pengawasan Pemilu

Gambar

Revitalisasi Pesantren di Minangkabau Wahana Kaderisasi Ulama (1)

Gambar
Pesantren di Minangkabau Wahana Kaderisasi Ulama (1) Oleh Shofwan Karim (2) Beberapa sumber dan literatur menunjukkan bahwa secara terminologis istilah pendidikan   pesantren, menurut corak dan bentuknya yang asli adalah suatu sistem pendidikan yang berasal   dari India. Pesantren pada mulanya, sebelum proses penyebaran Islam di Indonesia, adalah sistem pendidikan yang   digunakan secara umum untuk pendidikan dan pengajaran agama Hindu dan Budha. Oleh karena agama Hindu dan Budha lebih duluan masuk dan berkembang di Nusantara, maka setelah Islam masuk dan tersebar di wilayah ini,    sistem tersebut kemudian diambil oleh Islam. Istilah pesantren sendiri bukan berasal dari istilah Arab, melainkan India (Karel A Steenbrink,1986).Dalam kaitan transformasi pendidikan agama ini, istilah orisinal lokal yang bukan dari istilah Arab sudah biasa digunakan   seperti halnya istilah mengaji, langgar di Jawa, atau surau di Minangkabau, (Silfia Hanani, 2002:

Demang Loetan Dt. Rangkayo Maharajo, Mandiri dan Islami

Gambar
Bedah Buku Judul Buku:     “ Demang Loetan   Sang Politisi Volksraad dari Lereng Merapi ” Editor: Mursyid AM, Azizah Etek, M. Nazief Etek. Penyelaras Akhir: Effendy Hasan Pengantar (di sampul) : Prof. Dr. Mestika Zed; di dalam: Maizar Rahman Datuk Rangkayo Maharajo; Secuil Catatan: Mochtar Naim Penerbit: Teras, 2016; 263 halaman ISBN: 978-602-74724-0-2 Demang Loetan Dt. Rangkayo Maharajo, Mandiri dan Islami [1] Oleh Shofwan Karim [2] Buku,    “ Demang Loetan   Sang Politisi Volksraad dari Lereng Merapi”,  mengisi paceklik diskursus tentang Minangkabau masa lalu yang amat penting    untuk masa kini dan ke depan.    Tokoh    ‘otodidak’ (seperti ditulis Kata Sambutan) [3] , Demang Loetan (1884-1941) menjadi anak zamannya. Ia amat    gigih menambah ilmu dan mengasah taji kemampuan. Setelah berusia di atas 30 tahun di terima sebagai siswa Bestuurschool Belanda (1919-1921). Dengan masuk Bestuurschool, sebenarnya Demang Loetan sudah menjadi tokoh otodidak

Keberagamaan Minangkabau (1995-2017) dan Respon Ormas Islam

Gambar
“Mencikaraui” Keberagamaan di Minangkabau (1995-2017) dan Respon Ormas Islam August 12, 2017 Oleh shofwankarim ( Edit ed) “Mencikaraui” Keberagamaan di  Minangkabau (1995-2017) dan Respon Ormas  Islam 5 Agustus 2017 Oleh Shofwan Karim Introduksi  “Mencikaraui” (Bahasa Minang) berarti memperkatakan dengan nada agak marah. Judul ini berdasarkan permintaan kepada Penulis oleh Ketua Panitia Temu Alumni dan Halal Bi Halal, Pendidikan Guru Agama (PGA) Padang, pada Sabtu, 5 Agustus 2017 di sebuah hotel di Padang. Tulisan ini merupakan sumbangan pada pertemuan itu. Bagian-bagian tertentu dari tulisan ini, merujuk kepada tulisan Penulis pada Seminar Keluarga Mahasiswa Minangkabau di Kairo Mesir, Juli 2004. Selebihnya adalah pengamatan pada tahun-tahun belakangan ini. Wilayah kultural Minangkabau yang meliputi wilayah Administrasi Pemerintahan Sumatra Barat adalah Provinsi di sebelah Barat bagian tengah Sumatera. Provinsi ini berbatasan dengan sebelah Sel