UM Sumbar dari Cikal Bakal Sampai Sekarang


Kampus I Padang














Kampus II Padangpanjang



Masjid Kampus III Bukittinggi  dibangun melalui wakaf dari H. Hendri dan Hj. Asweti di resmikan 3 Feb 2022 (Foto: Dok)


Kampus III Bukittinggi (Dok)





Kampus IV Payakumbuh (Dok)


Masjid Kampus IV Payakumbuh dibangun melalui wakaf dari H. Hendri dan Hj. Asweti di resmikan 2 Feb 2022 (Foto: Dok)


Ketua Umum YPKM Dr. Shofwan Karim, M.A. menyerahkan kepada Rektor UM Sumbar Dr. Riki Sapiutra, M.A., Ensiklopedia 1001 Tokoh Minang diterbitkan oleh YPKM dan UMSB Press di dampingi Ketua UMSB Press Vini Wella Septiana, Sekeretaris dan Tim Editor Elfi Yoni Baikoeni, S.S., M.A. (Foto: Dok)

UM Sumbar dari Cikal Bakal Sampai Sekarang

Oleh Shofwan Karim

(Drs. Shofwan Karim, B.A., M.A., Pj Rektor (2001, 2004-2005) dan Dr. Drs . Shofwan Karim, B.A., M.A., Rektor 2006-2013)

UNIM, UMSB dan UM Sumbar

Universitas Muhammadiyah Sumbar disingkat pada mulanya UNIM Sumatra Barat Tahun 1972, kemudian UMSB Tahun 1982 Singkatan itu berubah menjadi UM Sumbar Tahun 2019.

Pada awalnya UM Sumbar merupakan perubahan bentuk dari gabungan (merger) Fakultas dan Sekolah Tinggi Muhammadiyah yang mulai berdiri di Sumatera Barat pada Tahun 1955.

Penggabungan Fakultas dan Sekolah Tinggi Muhammadiyah di Sumatera Barat, di antaranya adalah Fakultas Ilmu Agama dan Dakwah (FIAD), Fakultas Ushuludin, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Padang Panjang, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Muhammadiyah Bukittinggi, Sekolah Tinggi Ilmu Teknik (STIT) Muhammadiyah Bukittinggi, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Muhammadiyah Payakumbuh, dan Akademi Manajemen (AMA) Muhammadiyah Padang.

Cikal Bakal

Cikal bakal Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, resmi berdiri pada tanggal 18 November 1955, ditandai dengan diresmikannya Fakultas Falsafah dan Hukum di Padang Panjang oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah AR. Sutan Mansur. Rektor pertama adalah Dr. H. Ali Akbar dan sebagai Dekan adalah Drs. Danuhusodo, kemudian dilanjutkan oleh Mr. Ezidin. Fakultas ini sekaligus menandai berdirinya Universitas Muhammadiyah pertama di Indonesia.

Pada tanggal 1 September 1964 berdiri Akademi Kulliyatul Muballighin di Padang Panjang, sebagai Dekannya Drs. Djama’an Shaleh. Pada tahun 1965 ditingkatkan statusnya dan berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Agama Jurusan Dakwah sebagai Dekannya Buya H. Haroun El-

Ma’any. Fakultas ini sempat punya cabang di Medan yang diresmikan pada tanggal 11 Pebruari 1973. Pada tahun 1964 berdiri Akademi Niaga di Bukittinggi. Kemudian pada tanggal 20 Desember 1965 ditingkatkan statusnya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah.

Selanjutnya, ada tanggal 18 November 1965 berdiri Fakultas Adab di Padang yang terdiri dari dua jurusan yaitu Jurusan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dengan Dekannya adalah Drs. Nur Anas Djamil. Fakultas ini hanya eksis selama satu tahun yaitu sampai 10 Desember 1966 dan kemudian terjadi kefakuman. Berdasarkan kondisi demikian, maka pada Musyawarah Wilayah Majelis Tarjih tanggal 27 April 1967 Fakultas Adab tersebut berganti nama menjadi Fakultas Syari’ah dengan mahasiswanya berasal dari mahasiswa Fakultas Adab Jurusan Bahasa Arab. Dekan pertama yang menjabat adalah H. Darwas Idris, yang pada waktu itu menjabat Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Sumatera Barat.

Seiring dengan itu, pada tahun 1966 tepatnya tanggal 20 Agustus 1966 didirikan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat di Bukittinggi. Kemudian pada tanggal 1 Maret 1967 juga didirikan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat di Solok. Namun, karena berbagai faktor di antaranya kurang mendapat dukungan maka Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat di Solok digabungkan dengan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat yang ada di Bukittinggi dengan Dekan pertamanya adalah Firdaus SH.

Pada tahun 1967 itu juga tepatnya tanggal 16 Maret 1967 berdiri pula Akademi Teknik di Sawah Lunto dengan Dekannya adalah Ir. Atmoso Suhud. Namun, pada tanggal 30 Mei 1968 fakultas tersebut terpaksa ditutup karena kurangnya peminat serta kesulitan lainnya.

Dua tahun setelah itu, tepatnya tanggal 20 Desember 1969 berdiri Fakultas Tarbiyah di Padang Panjang dengan Dekan pertamanya adalah H. Haroun El-Ma’any. Pada tahun 1976 STIE Muhammadiyah berubah menjadi Akademi Manajemen dan Akuntansi (AMA).

Tahun 1983 tepatnya tanggal 5 April 1983 berdiri Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Padang Panjang yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang dipimpin oleh Dekan Drs. M. Kadir.

Setahun setelah itu, yaitu pada tanggal 23 Juni 1984 berdiri Fakultas Teknik yang berlokasi di Bukittinggi dengan Dekan pertamanya adalah Ir. Lukman HB. Berdirinya fakultas ini tidak terlepas dari keberadaan dan mata rantai dari Fakultas Teknik yang sudah ada sebelumnya di Sawah Lunto tersebut.

Rentetan berikut, pada tahun 1984 itu juga berdiri Fakultas Pertanian di Payakumbuh dengan Dekannya Ir. Ismail Nur Dt. Rajo Imbang. Selanjutnya dengan SK Menteri P dan K No.0125/0/1985 tanggal 13 Maret 1985 semua Sekolah Tinggi dan Akademi Muhammadiyah yang ada di wilayah Sumatera Barat bergabung menjadi Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.

Rektor, Masjid, Pascasarjana, Kader dan Ma’had dan Fakultas-fakultas

Setelah Gusman Gaus, Rektor berikut adalah Dr. Azmi (1989-1994). Dr. Chatlina Said (1994- 1989). Dr. Hermansyah Aziz (19989-2001). Drs Shofwan Karim, MA, Pj Rektor (2001-2002). Dr. Ardinis Arbain, Rektor (2002-2004). Drs. Shofwan Karim, M.A., Pj Rektor (2004-2005) dan Dr. Drs . Shofwan Karim, M.A Rektor 2006-2013. Dr. Bustanuddin Agus, M.A, Rektor (2013-2014). Dr. Novelti Muis, M.Pd Rektor (2014-2019). Dr. Riki Saputra, M.A. (2019-sekarang).

Kampus di Padang dibangun selama 1991-1994. Kemudian di bagian depan dari luas lahan 5,9 hektar itu dibangun Masjid Cahaya Rohani yang diresmikan th 1995 oleh Gubernur Hasan Basri Durin.

Masjid ini dibangun sepenuhnya atas wakaf keluarga Bp Boejang. Satu keluarga wiraswasta yang cukup ternama masa itu. Salah satu putra beliau yang belakangan menjadi Direktur Utama Perusahaan Baja Cilegon. Belakangan beberapa kali perbaikan terus dibantu keluarga ini.


Masjid Cahaya Rohani Kampus I Padang (Foto: Internet)


Kembali ke akademik, kemudian bertambah pada tahun 1996 di Padang dg berdirinya Fakultas Kehutanan dengan Dekannya adalah Dr. Ir. H. Ardinis Arbain.

Pada tahun 2002/2003 didirikan pula Program Pasca Sarjana dengan Program Studi Ilmu Agama Islam memiliki dua Konsentrasi yaitu Pendidikan Islam dan Hukum Islam dengan Direktur Prof. Dr. H. Nasrun Harun, MA.

Tiga tahun setelah berdirinya Pasca Sarjana, yaitu tahun 2005 di Bukittinggi berdiri Fakultas Kesehatan dan MIPA dengan Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Ilmu Keperawatan yang berdiri pada tanggal 16 Agustus 2007 dan bulan berikutnya ditambah dengan program studi Kebidanan yang berdiri pada tanggal 30 April 2007 dengan Dekan pertamanya adalah Mursyid SKM,MMR.

Pada tahun 2005/2006 diadakan Program Mahasiswa Kader Muhammadiyah di Fakultas Agama Islam sistem Asrama terpisah Putra-Putri.

Awalnya yg asrama putrì Sewa di dekat Kampus 1 Padang kemudian di Eks Sekolah SPG Aisyiah Ulak Karang. Lalu dibangun Asrama Putri dua bangunan di belakang kantor Pasca.

Bekas labor Fakultas Teknik yg kembali menyatu ke Bukittinggi diubah status menjadi asrama putra mahasiswa kader. Alumni Mahasiswa Kader itu bersebar di berbagai amal usaha dan struktur organisiasi persyarikatan Muhammadiyah dan Ortom. Di antaranya Dr. Ahmad Lahmi, S.Ag., M.A. dan Dr. Ilham, S.Aga., M.A yang kini dosen di UM Sumbar. Bersamaan dengan

program mahasiswa kader ini ada kerjasama UM Sumbar dengan AMCF untuk memperdalam Bahasa Arab dan Dasar-dasar Agama Islam.

Berdirilah pada 2007 Maahad Zubir bin Awam kerjasama PWM-PWA-UMSB dan Yayasan Kebajikan Muslim Asia Tenggara , Asian Muslim Charity Foundatio (AMCF). Ma’ahad tadi setara D2 . Selama 2 tahun takhassus Lughatul Arabiyah wa Dirasatul Islamiah. Mahasiswi diasramakan menyatukan dengan mahasiswi kader di atas tadi. Belakangan Asrama Putrì 2 dan Asrama Putra diruntuhkan diganti dg Rusunawa Unires proyek Kementerian PUPR pada tahun 2018.

AMCF membantu membangun gedung kuliah dan kantor Mahad 730 Juta dan swadaya UM Sumbar 520 juta dengan dana internal UM dan dibantu di antaranya oleh Dr. Ir. Hatta Rajasa (waktu itu Menko Ekuin Kabinet Presiden SBY) dan Drs. (Prof. Dr.) Fahmi Idris serta dermawan lainnya. Gedung berlantai 2 senilai 1 Milyar 250 juta selesai pertengahan 2011. Ketua Pembangunannya adalah Drs (Dr.) Ilpi Zukdi, M.Pd Wakli Rektor I al-Islam Kemuhammadiyahan.

Gedung yang terletak di sudut antara gedung utama dan Pascasarjana itu kini menjadi tempat kuliah Pascasarjana setelah Gedung yang di tengah sebagai kantor dan ruang kuliah Pascasarjana terbakar dan sudah dibangun kembali. Pada tahun 2021 kerjasama dg AMCF selesai.

Gedung Ma’had menjadi Kantor dan Ruang Kuliah Pascasarjana sekarang. Bersamaan ditutupnya Ma’had sebagian mahasiswanya dengan konversi beberapa mata kuliah menjadi mahasiswa Studi Bahasa Arab yang menjadi Prodi di FAI yang dibina Prof. Dr. Mahyudin Ritong, S.Sag., M.A yang kini menjadi Direktur Pascasarjana.

Berdiri berikutnya Program Studi Usaha Perjalanan Wisata dan Perhotelan pada tahun 2008 berada di bawah Fakultas Ekonomi dengan Ketua Prodi pertama adalah Wirnita Eska, Amd.Par. S.Pd. MM (Dr.) yang semula berlokasi di Padang. Kemudian pada tahun 2010 menjadi Fakultas Pariwisata di Bukittinggi.

Pada tahun 2013 yang lalu, izin Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris keluar izinnya, yang diurus oleh Dekan pada waktu itu Dra. Novelti, M.Hum sebagai ketua Program Studi yaitu Drs. Gusmaizal Syandri, M.Pd.

Pengembangan Prodi dan Fakultas terus berjalan. Pada tahun 2010 sudah ada rencana mendirikan Prodi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Drs. Bakaruddin Rosyidi, M.Si dan Dr. Aidinil Zetra, S.IP., M.A bersama tim dari Unand dan dari internal UM Sumbar mempersiapkannya. Pengajuan Proposal dan Surat Permohonan ke Dirjen Dikti oleh UM Sumbar melahirkan SK Dikti tentang diizinkan Prodi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Sarjana UM Sumbar.

Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik No. 003/SK/II.AU/F/2019 maka ditetapkan Tim Unit Pengelola Program Studi Fakultas dan Akreditasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.

Sudah 29 Perodi di Kampus 4 Kota

Program Studi Farmasi Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat pada awalnya berada di bawah Fakultas Sains dan Teknologi bersama dengan Program Studi S1 Fisika, S1 Matematika, dan S1 Biologi. Sebagai kelanjutan dari MIPA yang melekat kepada Fakultas Kesehatan MIPA di Bukitinggi.

Tahun 2020, ketiga Program Studi tersebut ditutup sehingga Fakultas Sains dan Teknologi berubah nama menjadi Fakultas Farmasi. Untuk efisiensi pengelolaan fakultas, lebih kurang 1 (satu) tahun Fakultas Farmasi dipimpin oleh Dekan yang merangkap sebagai Dekan di Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, yaitu Dr. Ir. H. Firman Hidayat, M.T.

Pada tanggal 10 Januari 2021, secara resmi sebagai Plt. Dekan ditunjuk Dedi Satria, S.Si., M.Eng., Ph.D agar pengelolaan Fakultas Farmasi menjadi lebih terfokus. Semenjak 10 Maret 2022, Dedi Satria, S.Si., M.Eng., Ph.D diangkat sebagai Dekan Fakultas Farmasi definitif untuk periode masa jabatan 2022-2026.

Program Studi Farmasi Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 1317/KPT/I/2018 tanggal 31 Desember 2018 tentang Izin Pembukaan Program Studi Farmasi Program Sarjana pada Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat di Kota Padang.

UM Sumbar kini berkembang pesat di 4 Kota. Padang Kampus I Fakultas Agama Islam, Eknomi, Kehutanan, FISPOL, Farmasi, PGMI, Pascasarjana S.2 Magister Pendidikan Islam dan S.3 Studi Islam.

Kampus II di Padangpanjang FKIP. Kampus III di Bukittinggi Fakultas Hukum, Teknik, Kesehatan; Parisiwisata. Kampus IV di Payakumbuh Pertanian dan Pascasarjana S.2 Ilmu Pertanian. Total semua ada 31 Program Studi Tingkat Sarjana pada 11 Fakultas dan 2 Pascasarjana. (*)

(Dari berbagai sumber, pengalaman dan pengamatan  pribadi Shofwan Karim sebagai warga Muhammadiyah). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shofwan Karim, Pembicara dalam Pertemuan MDNG se Dunia

Takziyah Sir Prof Dr H Azyumardi Azra, MA., M Phil., CBE Tokoh Cendekiawan dan Akademisi Muslim Dunia