Piramida Berimbang
Ramadhan
Singgalang 3. Pernah dimuat di dalam Harian Singgalang
Piramida Berimbang
Oleh Shofwan
Karim
Ibarat lautan
samudera luas bagai tak bertepi, begitu pula dalam memahami Al-Quran. Maka tak
salah kalau ada yang berpendapat, bahwa makna sentral Ramadhan sebenarnya
terletak pada turunnya wahyu pertama, al-Qur’an. Memahami Quran, lebih indah
dan nyaman dimulai dari hal yang kelihatan kecil dan sederhana seterusnya
menuju ke kehidupan seluruh makhluk dan manusia yang luas serta jagat raya sistem universal dan semesta alam.
Pada QS 2: 3-5
ada 5 ajaran pokok Islam. Tiga pertama ajaran bersifat teori motivasi, yaitu (1) beriman kepada Allah, (2)
beriman kepada kitab wahyu-Nya, (3) beriman kepada hari akhirat. Dua yang lain
adalah ajaran aplikasi-praktik, amal-aktual, yaitu (1) mendirikan shalat, dan
(2)membelanjakan sebagian dari apa yang diberikan oleh Allah kepada manusia.
Beberapa
pendapat mengemukakan bahwa ajaran teori-motivasi yang 3 awal tadi
tidak fungsional dalam kehidupan, kalau 2 ajaran praktikum belakangan tadi tidak secara simultan
dilaksanakan.
Maka secara
konsisten al Quran mengulang pada banyak ayat dalam surat surat lainnya
menggesa kita utuk mendirikan shalat dan bayarkan zakat . Ada 59 ayat tentang shalat dan sebagian besar
diiringi dengan menunaikan zakat. Ayat –ayat zakat pun jumlahnya cukup banyak
Pemberian sesuatu
kepada orang lain berifat materil, sejumlah uang atau dana
selalu disebut (1) infaq, artinya membelanjakan harta, (2) zakat,
artinya pertumbuhan dan pensucian, (3) shadaqah, berasal dari kata sidq atau kebenaran, kita sebut
sedekah, (4) ihsan, artinya berbuat
baik.
Islam membuat
konsepsi tentang dana secara luas. Dengan sejumlah uang dapat berbuat baik
kepada sesama manusia. Di antaranya memerdekakan budak (QS,90:13, 2:177).
Memberi makan kepada fakir-miskin (64:34,
90:11-16, 107:1-3). Memelihara anak yatim (17:34, 76:8, 90:15, 93:9,
107:2).
Selain itu Quran
menyatakan betapa pentingnya perbuatan bermurah hati dalam hal yang sederhana
dan kecil-kecil. Itulah sebabnya orang yang enggan berbuat ma’un (107:7) yang artinya sedekah kecil, oleh Quran disindir
sebagai orang yang melalaikan ruh shalat.
Namun senada
dengan itu, orang yang berkata sopan, lemah lembut dan menyenangkan dengan
penuh keramahan, dinyatakan pula sebagai
sedekah (2:83, 4:8). Sekaligus itulah makna ihsan atau berbuat baik, meski
kecil-kecil.
Di dalam hadist diperhalus
lagi. Menyingkirkan apa saja yang
menggangu jalan umum atau lalu lintas, itu dianggap sedekah (Bukhari,
53:11). Bahkan ada hadist yang menyentuh
bahwa setiap matahari terbit dan menyinari badan manusia, itu adalah menerima
sedekah.
Begitu pula
berbuat adil sesama manusia juga disebut sedekah (Bukhari, 53:11). Membantu
orang naik dan menaikkan barangnya ke kuda atau unta adalah sedekah. Ucapan
ramah dan sopan adalah sedekah. Tiap langkah untuk tunaikan shalat adalah
sedekah. Menunjukkan arah atau jalan kepada orang lain juga sedekah (Bukhari,
56:72, 128). Oleh Imam Ahmad (II: 9), bahkan mengucapkan salam, menyuruh orang
berbuat baik dan mencegah berbuat mungkar juga sedekah.
Semua hadist Rasulluah yang mengisyaratkan semua perbuatan
baik dan benar kepada diri, keluarga, orang lain atau masyarakat dan komunitas
bangsa serta ummat secara amat luas, maka itu semua adalah sedekah. Dengan begitu, Ramadhan yang dipahami sebagai
salah satu pilar pokok agama Islam, memberi peluang amat luas untuk kita layari
samudera tak bertepi ini dengan nyaman,
tenteram dan tawadhuk.
Akan tetapi karena Islam merupakan suatu sistem yang rapi, maka
dengan rujukan al-Quran dan sunnah Rasulullah, sedekah itu dibagi dua. Sedekah
sunat dan sedekah wajib. Yang sunnah adalah
seperti yang telah diuraikan di atas tadi.
Tetapi yang
wajib, itulah yang kita sebut sebagai zakat dengan ukuran dan kurun waktu serta
jumlah nominal tertentu. Yang kedua adalah
fitrah (zakat-fithrah) yang dikeluarkan setiap manusia yang bernyawa
sebagai kewajiban pribadi atau orang yang menjadi walinya. Itupun ada kondisinya.
Ada tenggat waktu, yaitu antara awal
Ramadhan sampai akhir Ramadhan sebelum shalat pagi hari raya idul fitri 1
Syawal tahun yang berjalan. Bila di luar Ramadhan, maka hal itu jatuh kepada
kategori sedekah biasa. Kelihatanlah, dari panorama tadi keterkaitan kompak dan
padu antara shalat, zakat dan puasa Ramadhan bagaikan piramida tiga siku yang berimbang dan harmonis.. Wa Allah
al-“alam bi al-Shawab. ***
Komentar
Posting Komentar