Safari Sosial-Pendidikan ke Australia Barat (1): Selincam Kenangan

Safari Sosial-Pendidikan ke Australia Barat (1): Selincam Kenangan 

Oleh Shofwan Karim



Matahari sore cerah di Luar Terminal 1 Perth International Airport, Atuak/kanan (64 th) dan  Anduang/kiri (62 th) yang punya 6 cucu dari 3 putra-putri (1 belum menikah-mahasiswa) menunggu Shuttle Bus.



                         
Untuk memenuhi janji 2 tahun lalu, dia (Atuak) dan isteri (Anduang) melakukan kunjungan dari 1 sd 8 November 2016 ke Australia Barat. Dimulai dari Perth, ibukota negara bagian barat benua Kanguru itu. Mereka  mendarat pukul 4 sore waktu setempat. Beda waktu 1 jam,  Perth lebih dulu dari pada Jakarta.

Terbang dengan Garuda dari Jakarta pk 10.25 terasa nyaman. Di kursi perut pesawat ada tambahan bantal mini dan selimut. Selain itu, termasuk audio-visual devices sama saja  dengan Garuda Jakarta-Padang. Dan sayang,  tidak ada schocker charger seperti pasawat terbang intercontinental  lain ke berbagai penjuru benua. 

Masih menunggu Shuttle Bus dari Airport Terminal I Perth International.

Hari kedua, kakek dan nenek dari 6 cucu ini, ke kota kecil Narrogin, arah Tenggara 192 km dari Perth. Di Narrogin mereka mengunjungi sekolah,  SMA dan SD.

Kemudian setelah kembali sore hari kedua itu ke Perth, mereka bersama isteri dan putri sahabatnya yang sengaja mengantarnya dengan mobil,   melihat pemandangan kota dari King Park Botanic Garden. 


Bus Shuttle ke pusat Kota Perth  No 380 

Hari ketiga, Kamis 3 November sore mereka ke Elizabeth Quay. Seakan mereka mengukur  taman pinggir laut itu dengan kaki, melewati jembatan dan duduk di kursi-kursi taman.

Sesudah malam mulai gelap mereka dijemput ke taman itu  diundang dinner oleh satu keluarga dari Padang yang sudah bermukim di Perth sejak 31 tahun lalu. 

Hari ke-4, Jumat, 4 November mereka ke kota tua Fremantle. Kota ini didirikan sebagai bagian dari Swan River Colony pada 1829. Penduduknya sekitar 25.000 jiwa (https://id.wikipedia.org/wiki/Fremantle). Konon menurut sahibul hikayat tempat pertama imigran Inggirs datang 200 tahun lalu di bagian barat Australia ini. 

Sorenya Atuak dan Anduang bersama staf Konjen RI Perth ke pendidikan Quran oleh keluarga Indonesia. Senja itu juga mereka berkunjung ke Murdoch University bertemu dengan mahasiswa Indonesia dan malamnya kunjungan kehormatan kepada Konsul Jendral RI Perth.

Tiket seharga Au $  9.50 untuk 2 orang. Nanti diberitahu oleh Driver turun di titik mana untuk ke  hotel kami selama di Perth awal November  2016. i.ni

Hari ke-5, Sabtu 5 November, mereka ke Mendurah, arah ke Barat dari Perth. Sambil melihat tempat yang indah kota wisata, teluk, pantai dan semenanjung itu, mereka bertemu dengan seorang teman dan putri serta 2 orang cucunya.

Hari ke-6, Minggu, 6 November, mereka mengunjungi kota kecil Rockingham untuk melanjutkan perjalanan ke Penguin Island (Pulau Penguin). Dan hari ke-7, Senin, 7 November   sesuai janji dengan mahasiswa, Atuak dan Anduang berkunjung ke Curtin University.

Mereka disambut 2 orang mahasiswa pascasarjana. Seorang yang studi  Master Health Administration dari Unismu Makassar dan seorang lagi mahasiswa Doktoral, dari Kementeriaan Keuangan yang mengambil  bidang studi Public Policy fokus kebijakan keuangan pusat dan daerah. Dan Hari k-8, Selasa, 8 November mereka kembali ke jakarta. 

Tulisan bersambung ini merupakan catatan ringan  yang sedang diproses sambil mengerjakan tugas sehari-hari setelah pulang kembali ke rumah mereka di Padang dan Ciputat. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takziyah Sir Prof Dr H Azyumardi Azra, MA., M Phil., CBE Tokoh Cendekiawan dan Akademisi Muslim Dunia

Shofwan Karim, Pembicara dalam Pertemuan MDNG se Dunia